Pasti banyak yang bertanya tanya kenapa saya mengangkat
Teluk Bayur sebagai bahan tulisan saya di blog ini. Selain tempatnya yang
nyaman dan damai, daerah ini merupakan tempat kelahiran saya, daerah dimana
saya dibesarkan hingga sekarang. Meskipun saat ini saya tinggal di Samarinda
yang merupakan ibukota Provinsi Kalimantan Timur, kecintaan terhadap kampung
halaman ini tak pernah terhapuskan. Mendengar nama Teluk Bayur, yang pertama
kali terlintas di pikiran adalah sebuah daerah di Sumatera Barat. Namun,
tak hanya Sumatera Barat yang memiliki nama daerah Teluk Bayur. Kabupaten Berau
juga memiliki kota kecamatan bernama Teluk Bayur.
UPK TELUK BAYUR
Teluk Bayur adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Berau, Provinsi Kalimantan Timur, Indonesia. Kecamatan ini cukup potensial dengan hasil buminya,
terutama batubara. Sampai sekarang di kecamatan Teluk Bayur terdapat
beberapa perusahaan pertambangan besar dan puluhan sub kontraktornya. Di Teluk
Bayur juga terdapat banyak sisa peninggalan Belanda dimana
pada masa itu Belanda sudah melakukan penambangan batu bara di kecamatan ini
dengan nama Steinkolen 1912.
Dari Tanjung Redeb (ibu kota Kabupaten
Berau) Teluk Bayur berjarak sekitar 10 kilometer. Awalnya, Teluk Bayur ini
hanya berupa kelurahan, dan menjadi bagian dari Kecamatan Tanjung Redeb.
Seiring dengan berjalannya waktu, Teluk Bayur kemudian dimekarkan menjadi
kecamatan.
SMP 8 BERAU
SMAN 2 BERAU
Sebagai
daerah yang berada di tepi Sungai Segah, rumah kayu cukup mendominasi kawasan
pemukiman di Teluk Bayur. Bagi kalangan pertambangan, daerah ini dikenal banyak
memiliki potensi sumberdaya alam, termasuk batu bara. Lalu, kenapa daerah ini
diberi nama Teluk Bayur? Apakah di kawasan ini banyak perantau dari Sumatera
Barat?
Sama sekali tidak, justru di daerah ini banyak bermukim
orang Jawa, yang hingga kini pun tidak tahu, dari mana mereka berasal. Mereka
yang bermukim di Berau hanya tahu bahwa dirinya orang Jawa dari Teluk Bayur.
Tapi mereka tidak tahu, dari mana mereka berasal. Sebab, dari zaman kakek buyut
mereka, sudah hidup turun-temurun di Teluk Bayur.
Konon, ketika Belanda membuka penambangan batu bara dengan
sistem menggali dari dalam, bukan penambangan terbuka, banyak mendatangkan
pekerja paksa dari Jawa. Inilah yang kemudian diyakini menjadi cikal bakal,
kenapa banyak orang Jawa bermukim di Teluk Bayur yang kemudian dikenal sebagai
orang Jawa Teluk Bayur.
BANDAR UDARA KALIMARAU
Dari cerita yang berkembang di masyarakat, nama Teluk Bayur
juga tak lepas dari masa penjajahan Belanda. Konon pada masa itu, ada warga
Belanda datang ke Jawa. Rupanya sang warga Belanda itu kepincut seorang gadis
Jawa. Sang perawan Jawa pun tak bertepuk sebelah tangan. Lebih-lebih ketika
diiming-imingi akan diboyong ke Teluk Bayur, Sumatera Barat, jika benar-benar
menikah nanti.
Rayuan maut itu berhasil, sang gadis asal Jawa itu sudah
membayangkan betapa indahnya tempat bernama Teluk Bayur itu. Maka bayangan
Teluk Bayur itu tak pernah lepas dari sang gadis. Belakangan, ternyata pria
Belanda ini urung ke Teluk Bayur Sumatera Barat, diduga karena
dipindah-tugaskan di Berau.
Walhasil, sang Belanda tetap memboyong gadis Jawa ini
menyeberangi laut Jawa tetapi ke Berau, Kalimantan Timur. Tepatnya di tepi
Sungai Segah Kabupaten Berau. Namun, sang pria Belanda ini tetap menyampaikan
pada sang gadis Jawa bahwa daerah itulah yang dinamakan Teluk Bayur. Sang gadis
pun sangat meyakini telah berada di Teluk Bayur hingga akhir hayatnya. Itu
sebabnya, sampai sekarang kawasan itu disebut sebagai Teluk Bayur.
Asal-usul nama itu tentu bisa diperdebatkan, namun yang
pasti, Teluk Bayur di Berau itu kini sudah menjelma menjadi sebuah kota
kecamatan yang terus tumbuh. Apalagi kegiatan tambang batu bara mulai
menggeliat di kecamatan ini. Sebenarnya, sebagai cikal bakal kegiatan tambang
di Kaltim, Teluk Bayur bisa dikembangkan sebagai kota wisata sejarah tambang
batu bara.
PASAR TELUK BAYUR
PELABUHAN TELUK BAYUR
Di kecamatan ini dahulu adalah sebuah
kota yang berjaya pada masa lalu dan menjadi pusat industri batubara yang
ditandai dengan hadirnya perusahaan Steinkollen Matschappy
Parapattan (SMP). Perusahaan penambangan batu bara yang berdiri pada1912 itu
menandai terbukanya Teluk Bayur bagi para pendatang. Di masa jayanya,
sekitar 1930, di Teluk Bayur berdiri sebuah kota modern yang
memiliki fasilitas lengkap. Mulai dari sarana transportasi berupa kereta api
untuk mengangkut para petinggi SMP atau para saudagar Eropa yang
tinggal di bagian Timur dan Selatan kota dan para kuli kontrak, serta lori
untuk mengangkut barang-barang kebutuhan dan batu bara hingga sarana rekreasi.
Bahkan di Teluk Bayur kala itu sudah ada taman kota, gedung bioskop,
dan rumah judi. Sayangnya, kini tinggal sisa-sisa kejayaan kota Teluk Bayur
yang mulai ditinggal para penghuni Eropa sekitar 1954 seiring
dengan ditutupnya SMP.
TEROWONGAN KERETA API
Keberadaan penjajahan Belanda di daerah ini dibuktikan dari
beberapa bangunan tua yang masih berdiri kokoh, meski tak lagi terawatt,
seperti bangunan tua di belakang SD 003 Teluk Bayur yang tak lagi terawat,
meski sebenarnya struktur bangunannya masih kokoh. Bangunan di atas ketinggian
menghadap Sungai Segah ini, jadi saksi bisu masa kejayaan Teluk Bayur sebagai
kota tambang di masa lampau
BANGUNAN TUA BELAKANG SDN 003 TELUK BAYUR
GEDUNG SERBAGUNA TELUK BAYUR
Selain itu lapangan sepak bola yang sekaligus menjadi pusat
kegiatan bagi warga Teluk Bayur, juga merupakan bekas lapangan olahraga bagi
para warga Belanda yang bekerja di lokasi tambang batu bara. Di lapangan ini
pula, konon tim sepakbola Ajax Amsterdam pernah melakukan sebuah pertandingan
persahabatan. Peninggalan ini adalah aset daerah sekaligus menjadi bukti
sejarah keberadaan penjajah Belanda yang pernah berada di Berau.
LAPANGAN SEPAK BOLA
Selain tambang batu bara, Teluk Bayur juga masih menyimpan potensi wisata alam
berupa Taman Hutan Wisata Sei Tangap, bersebelahan dengan Bumi Perkemahan
Mayang Mengurai. Lokasi yang sejuk ini bisa dijadikan alternatif beristirahat.
Hawa sejuk di bawah kerimbunan pepohonan membuat suasana santai dan
menyenangkan.
HUTAN WISATA SEI TANGAP
Sayangnya,
kawasan hutan milik Inhutani I yang dulu pernah menjadi kebanggaan masyarakat
Berau sebagai taman rakyat itu tak lagi terawat. Padahal di sana terdapat
aneka jenis pohon dan tanaman endemik khas Kalimantan.
Konon ada juga koleksi hewan liar yang ada di hutan Berau.
Ya, itu dulu pada masa jayanya industri perhutanan. Sebab sekarang taman itu
tampak sekali tidak terurus, kotor dan tidak menarik. Kecuali tinggal pintu
gerbang masuknya yang masih utuh. Kini, hewan-hewan koleksi taman ini tidak
jelas ke mana perginya.
Kecamatan Teluk Bayur terdiri dari
2 Kelurahan yaitu: Teluk Bayur dan Rinding, serta 4 Kampung yaitu : Tumbit Melayu, Labanan Makmur, Labanan Jaya, Labanan Makarti.
Dikutip dari berbagai sumber.
Inspiratif teruslah berkarya bro
BalasHapusPada 1911 Datu Raja Mantri dari Keraton Sambaliung ikut membuka tambang batu bara di daerah Prapatan Sungai Kelay bersama VA Cools, Va Cools berdasarkan beberapa referensi, adalah perusahaan pemilik konsensi hutan seluas 6.300 hektare di Berau saat itu. “Hingga kemudian perusahaan inilah yang diambil alih oleh Naamloze Vennotschap Steenkolen Maatschappij Parapattan (NV SMP) pada 1923 melalui ganti rugi, Kemudian melalui surat keputusan Zelfbestuur (pemerintahan sendiri) Desember 1923 nomor 1, diberikanlah hak guna dan pendayagunaan kepada NV SMP atas tambang seluas 168 hektare selama 75 tahun, NV SMP inilah yang kemudian membangun Teluk Bayur dari 1923 hingga 1956.
BalasHapus