tulisan jalan

mouse

Blogger Widgets

Jumat, 03 Juli 2015

TELUK BAYUR, BERAU, KALTIM

Pasti banyak yang bertanya tanya kenapa saya mengangkat Teluk Bayur sebagai bahan tulisan saya di blog ini. Selain tempatnya yang nyaman dan damai, daerah ini merupakan tempat kelahiran saya, daerah dimana saya dibesarkan hingga sekarang. Meskipun saat ini saya tinggal di Samarinda yang merupakan ibukota Provinsi Kalimantan Timur, kecintaan terhadap kampung halaman ini tak pernah terhapuskan. Mendengar nama Teluk Bayur, yang pertama kali terlintas di pikiran adalah sebuah daerah di Sumatera Barat. Namun, tak hanya Sumatera Barat yang memiliki nama daerah Teluk Bayur. Kabupaten Berau juga memiliki kota kecamatan bernama Teluk Bayur.


UPK TELUK BAYUR

Teluk Bayur adalah sebuah kecamatan di Kabupaten BerauProvinsi Kalimantan TimurIndonesia. Kecamatan ini cukup potensial dengan hasil buminya, terutama batubara. Sampai sekarang di kecamatan Teluk Bayur terdapat beberapa perusahaan pertambangan besar dan puluhan sub kontraktornya. Di Teluk Bayur juga terdapat banyak sisa peninggalan Belanda dimana pada masa itu Belanda sudah melakukan penambangan batu bara di kecamatan ini dengan nama Steinkolen 1912.
Dari Tanjung Redeb (ibu kota Kabupaten Berau) Teluk Bayur berjarak sekitar 10 kilometer. Awalnya, Teluk Bayur ini hanya berupa kelurahan, dan menjadi bagian dari Kecamatan Tanjung Redeb. Seiring dengan berjalannya waktu, Teluk Bayur kemudian dimekarkan menjadi kecamatan.





SMP 8 BERAU


SMAN 2 BERAU

Sebagai daerah yang berada di tepi Sungai Segah, rumah kayu cukup mendominasi kawasan pemukiman di Teluk Bayur. Bagi kalangan pertambangan, daerah ini dikenal banyak memiliki potensi sumberdaya alam, termasuk batu bara. Lalu, kenapa daerah ini diberi nama Teluk Bayur? Apakah di kawasan ini banyak perantau dari Sumatera Barat?

Sama sekali tidak, justru di daerah ini banyak bermukim orang Jawa, yang hingga kini pun tidak tahu, dari mana mereka berasal. Mereka yang bermukim di Berau hanya tahu bahwa dirinya orang Jawa dari Teluk Bayur. Tapi mereka tidak tahu, dari mana mereka berasal. Sebab, dari zaman kakek buyut mereka, sudah hidup turun-temurun di Teluk Bayur.
Konon, ketika Belanda membuka penambangan batu bara dengan sistem menggali dari dalam, bukan penambangan terbuka, banyak mendatangkan pekerja paksa dari Jawa. Inilah yang kemudian diyakini menjadi cikal bakal, kenapa banyak orang Jawa bermukim di Teluk Bayur yang kemudian dikenal sebagai orang Jawa Teluk Bayur.


BANDAR UDARA KALIMARAU

Dari cerita yang berkembang di masyarakat, nama Teluk Bayur juga tak lepas dari masa penjajahan Belanda. Konon pada masa itu, ada warga Belanda datang ke Jawa. Rupanya sang warga Belanda itu kepincut seorang gadis Jawa. Sang perawan Jawa pun tak bertepuk sebelah tangan. Lebih-lebih ketika diiming-imingi akan diboyong ke Teluk Bayur, Sumatera Barat, jika benar-benar menikah nanti.
Rayuan maut itu berhasil, sang gadis asal Jawa itu sudah membayangkan betapa indahnya tempat bernama Teluk Bayur itu. Maka bayangan Teluk Bayur itu tak pernah lepas dari sang gadis. Belakangan, ternyata pria Belanda ini urung ke Teluk Bayur Sumatera Barat, diduga karena dipindah-tugaskan di Berau.
Walhasil, sang Belanda tetap memboyong gadis Jawa ini menyeberangi laut Jawa tetapi ke Berau, Kalimantan Timur. Tepatnya di tepi Sungai Segah Kabupaten Berau. Namun, sang pria Belanda ini tetap menyampaikan pada sang gadis Jawa bahwa daerah itulah yang dinamakan Teluk Bayur. Sang gadis pun sangat meyakini telah berada di Teluk Bayur hingga akhir hayatnya. Itu sebabnya, sampai sekarang kawasan itu disebut sebagai Teluk Bayur.
Asal-usul nama itu tentu bisa diperdebatkan, namun yang pasti, Teluk Bayur di Berau itu kini sudah menjelma menjadi sebuah kota kecamatan yang terus tumbuh. Apalagi kegiatan tambang batu bara mulai menggeliat di kecamatan ini. Sebenarnya, sebagai cikal bakal kegiatan tambang di Kaltim, Teluk Bayur bisa dikembangkan sebagai kota wisata sejarah tambang batu bara.




PASAR TELUK BAYUR



PELABUHAN TELUK BAYUR

Di kecamatan ini dahulu adalah sebuah kota yang berjaya pada masa lalu dan menjadi pusat industri batubara yang ditandai dengan hadirnya perusahaan Steinkollen Matschappy Parapattan (SMP). Perusahaan penambangan batu bara yang berdiri pada1912 itu menandai terbukanya Teluk Bayur bagi para pendatang. Di masa jayanya, sekitar 1930, di Teluk Bayur berdiri sebuah kota modern yang memiliki fasilitas lengkap. Mulai dari sarana transportasi berupa kereta api untuk mengangkut para petinggi SMP atau para saudagar Eropa yang tinggal di bagian Timur dan Selatan kota dan para kuli kontrak, serta lori untuk mengangkut barang-barang kebutuhan dan batu bara hingga sarana rekreasi. Bahkan di Teluk Bayur kala itu sudah ada taman kota, gedung bioskop, dan rumah judi. Sayangnya, kini tinggal sisa-sisa kejayaan kota Teluk Bayur yang mulai ditinggal para penghuni Eropa sekitar 1954 seiring dengan ditutupnya SMP.







TEROWONGAN KERETA API

Keberadaan penjajahan Belanda di daerah ini dibuktikan dari beberapa bangunan tua yang masih berdiri kokoh, meski tak lagi terawatt, seperti bangunan tua di belakang SD 003 Teluk Bayur yang tak lagi terawat, meski sebenarnya struktur bangunannya masih kokoh. Bangunan di atas ketinggian menghadap Sungai Segah ini, jadi saksi bisu masa kejayaan Teluk Bayur sebagai kota tambang di masa lampau




BANGUNAN TUA BELAKANG SDN 003 TELUK BAYUR




GEDUNG SERBAGUNA TELUK BAYUR

Selain itu lapangan sepak bola yang sekaligus menjadi pusat kegiatan bagi warga Teluk Bayur, juga merupakan bekas lapangan olahraga bagi para warga Belanda yang bekerja di lokasi tambang batu bara. Di lapangan ini pula, konon tim sepakbola Ajax Amsterdam pernah melakukan sebuah pertandingan persahabatan. Peninggalan ini adalah aset daerah sekaligus menjadi bukti sejarah keberadaan penjajah Belanda yang pernah berada di Berau.



LAPANGAN SEPAK BOLA

Selain tambang batu bara, Teluk Bayur juga masih menyimpan potensi wisata alam berupa Taman Hutan Wisata Sei Tangap, bersebelahan dengan Bumi Perkemahan Mayang Mengurai. Lokasi yang sejuk ini bisa dijadikan alternatif beristirahat. Hawa sejuk di bawah kerimbunan pepohonan membuat suasana santai dan menyenangkan.




HUTAN WISATA SEI TANGAP

Sayangnya, kawasan hutan milik Inhutani I yang dulu pernah menjadi kebanggaan masyarakat Berau sebagai taman rakyat itu tak lagi terawat. Padahal di sana terdapat  aneka jenis pohon dan tanaman endemik khas Kalimantan.

Konon ada juga koleksi hewan liar yang ada di hutan Berau. Ya, itu dulu pada masa jayanya industri perhutanan. Sebab sekarang taman itu tampak sekali tidak terurus, kotor dan tidak menarik. Kecuali tinggal pintu gerbang masuknya yang masih utuh. Kini, hewan-hewan koleksi taman ini tidak jelas ke mana perginya.

Kecamatan Teluk Bayur terdiri dari 2 Kelurahan yaitu: Teluk Bayur dan Rinding, serta 4 Kampung yaitu : Tumbit Melayu, Labanan Makmur, Labanan Jaya, Labanan Makarti.


Dikutip dari berbagai sumber.

2 komentar:

  1. Pada 1911 Datu Raja Mantri dari Keraton Sambaliung ikut membuka tambang batu bara di daerah Prapatan Sungai Kelay bersama VA Cools, Va Cools berdasarkan beberapa referensi, adalah perusahaan pemilik konsensi hutan seluas 6.300 hektare di Berau saat itu. “Hingga kemudian perusahaan inilah yang diambil alih oleh Naamloze Vennotschap Steenkolen Maatschappij Parapattan (NV SMP) pada 1923 melalui ganti rugi, Kemudian melalui surat keputusan Zelfbestuur (pemerintahan sendiri) Desember 1923 nomor 1, diberikanlah hak guna dan pendayagunaan kepada NV SMP atas tambang seluas 168 hektare selama 75 tahun, NV SMP inilah yang kemudian membangun Teluk Bayur dari 1923 hingga 1956.

    BalasHapus