Kabupaten Berau tidak hanya kaya dengan
potensi pariwisata alam, sejarah dan budaya. Namun di Bumi Batiwakkal ini juga
terdapat banyak ragam makanan tradisional yang menjadi ciri khas masyarakat
setempat.
Makanan
yang merupakan bagian dari budaya suatu suku memiliki ciri dan rasa yang
beragam baik yang digunakan untuk makan sehari-hari maupun untuk keperluan
upacara adat, hari besar dan untuk acara pernikahan serta acara acara lainnya.
Berikut
ini beberapa masakan khas Bumi Batiwakkal Berau :
1.
Bubur Ancur Paddas
Bubur ini sangat kaya akan gizi, berbagai macam sayuran dan
rempah-rempah menghasilkan citarasa yang luar biasa unik. Sangat gurih dan
lezat, tentunya lebih enak disantap saat masih hangat. Bubur ancur paddas merupakan perpaduan antara Beras,
santan kelapa, daun labu muda, jagung, daun kacang, kacang panjang dan kelapa
parut yang digoreng. Sementara untuk bumbunya terdiri berbagai rempah seperti
barang merah, bawah putih, ketumbar, jintan putih, merica, serai, kunyit, jahe,
kemiri dan lengkuas.
Makanan tradisional ini biasa dihidangkan
pada peringatan penyambutan tahun baru Islam. Biasanya pada tanggal 10 di Bulan
Muharram. Selain itu bubur ini juga bisa dihidangkan setiap berbuka puasa, baik
di luar maupun di bulan Ramadan.
2.
Puncak Rasul, Kuliner khas Berau saat Syukuran
Puncak Rasul
adalah kue dari bahan ketan disajikan menyerupai gunung dengan tiga warna yaitu
kuning, merah dan putih, di puncaknya diberi telur ayam kampung. Paling atas
puncak rasul, terdapat sebutir telur ayam kampung yang dimaknai sebagai jabatan
manusia tertinggi, yakni Nabi Muhammad SAW. Itu sebabnya jika usai upacara
syukuran telur ini menjadi rebutan masyarakat dengan harapan bisa mengikuti
keteladanan Nabi Muhammad SAW, baik urusan beribadah bermasyarakat maupun
berkeluarga. Sementara warna
kuning kue puncak rasul diartikan sebagai simbol keluarga kerajaan Berau,
sedangkan warna merah disimbolkan para pengabdi kerajaan seperti menteri dan
pengawal kerajaan yang siap mengayomi masyarakat. Sedangkan warna putih disimbolkan kerukunan dalam
masyarakat dilingkungan kerajaan. Selain itu nasi ketan menjadi bahan pembuatan
puncak rasul, disimbolkan sebagai perekat seluruh filosofi kehidupan tersebut ,
agar warga rukun dalam bermasyarakat dan berkeluarga, juga taaat dalam
beribadah seperti halnya Nabi Muhammad SAW .
3. Pindang Mannung
Pindang adalah makanan
khas suku benua dan ikan yang sering dipindang adalah ikan menangis dalam
bahasa beraunya disebut mannung. Pindang juga tidak menggunakan bunbu dan hanya
sederhana yaitu garam, asam dan terasi dicampur dengan ikan yang sudah
dibersihkan dibiarkan mendidih dengan api kecil sampai airnya kering dan rasanya
lezat.
4. Udang Singgang
Udang singgang adalah masakan khas yang menjadi lauk kegemaran dizaman
dulu. Memasaknya cukup sederhana yaitu udang sungai direbus diberi garam dan
tidak menggunakan bumbu lain karena udang sungai yang ada diperairan berau
sudah gurih dan lezat sehingga hanya direbus denga sedikit air saja sudah lezat
untuk dijadikan lauk
5. Udang Jarrang Asam
Selain
di singgang masyarakat banua juga gemar menbuat sayur asam undag yang disebut
udang jarrang assam. Cara menbuatnya udang direbus dan diiris bawang merah,
serai, asam kandis/asam jawa dan sedikit garam.
6. Tumpi Udang
Tumpi
udang biasanya dijadikan hidangan acara arwahan atau persiapan perkawinan
karena banyak tamu dan keluarga yang diberimakan maka tumpi selau
dijadikan salah satu lauk. Tumpi terdiri atas kepal undang ditumbuk dengan
parutan kelapa diberi bumbu bawang merah, bawang putih dan kunyit. Setelh
ditumbuk dibentuk bulat dan gepeng baru digoreng.
7.
Telinga Sagayi
Kue yang satu ini terkenal dengan bentuk uniknya dan rasa
manis yang berasal dari gula merah. Hanya berbahan beras, gula merah, dan
minyak goreng, kue yang sudah ada sejak zaman kesultanan ini menjadi kue khas
yang hanya ada di saat tertentu. kue ini mirip dengan kue cincin yang
banyak dijual dipasar tetapi bentuknya seperti angka delapan.
8. Rangai
Rangai berbahan dasar beras ketan disangrai baru dihaluskan dengan cara
digiling, dita,bah gula dan kelapa parut. Setelah diaduk dicetak dengan cetakan
khusus dibakar diopen dengan api sedang.
9. Kue Satu
Satu
berbahan dasar beras ketan yang disangrai dihaluskan lebih halus dari bahan
rangai dicampur gula tetapi tidak menggunakan kelapa dicetak sama dengan rangai
dan dibakar sampai matang
10. Kajajanga
Kajajanga juga merupakan kue tradisional
suku banua yang terbuat dari tepung dibentuk dan digoreng,setelah matang
didingankan baru dimasukan kedalam gula putih yang dicairkan dengan air (dalm
bahasa berau disebut dilua)sampai kental.
0 komentar:
Posting Komentar