tulisan jalan

mouse

Blogger Widgets

Senin, 15 Agustus 2016

KULINER KHAS BERAU

Kabupaten Berau tidak hanya kaya dengan potensi pariwisata alam, sejarah dan budaya. Namun di Bumi Batiwakkal ini juga terdapat banyak ragam makanan tradisional yang menjadi ciri khas masyarakat setempat.
Makanan yang merupakan bagian dari budaya suatu suku memiliki ciri dan rasa yang beragam baik yang digunakan untuk makan sehari-hari maupun untuk keperluan upacara adat, hari besar dan untuk acara pernikahan serta acara acara lainnya.

Berikut ini beberapa masakan khas Bumi Batiwakkal Berau :

1. Bubur Ancur Paddas

    Bubur ini sangat kaya akan gizi, berbagai macam sayuran dan rempah-rempah menghasilkan citarasa yang luar biasa unik. Sangat gurih dan lezat, tentunya lebih enak disantap saat masih hangat. Bubur ancur paddas merupakan perpaduan antara Beras, santan kelapa, daun labu muda, jagung, daun kacang, kacang panjang dan kelapa parut yang digoreng. Sementara untuk bumbunya terdiri berbagai rempah seperti barang merah, bawah putih, ketumbar, jintan putih, merica, serai, kunyit, jahe, kemiri dan lengkuas.
    Makanan tradisional ini biasa dihidangkan pada peringatan penyambutan tahun baru Islam. Biasanya pada tanggal 10 di Bulan Muharram. Selain itu bubur ini juga bisa dihidangkan setiap berbuka puasa, baik di luar maupun di bulan Ramadan. 



2. Puncak Rasul, Kuliner khas Berau saat Syukuran

   Puncak Rasul adalah kue dari bahan ketan disajikan menyerupai gunung dengan tiga warna yaitu kuning, merah dan putih, di puncaknya diberi telur ayam kampung. Paling atas puncak rasul, terdapat sebutir telur ayam kampung yang dimaknai sebagai jabatan manusia tertinggi, yakni Nabi Muhammad SAW. Itu sebabnya jika usai upacara syukuran telur ini menjadi rebutan masyarakat dengan harapan bisa mengikuti keteladanan Nabi Muhammad SAW, baik urusan beribadah bermasyarakat maupun berkeluarga. Sementara warna kuning kue puncak rasul diartikan sebagai simbol keluarga kerajaan Berau, sedangkan warna merah disimbolkan para pengabdi kerajaan seperti menteri dan pengawal kerajaan yang siap mengayomi masyarakat. Sedangkan warna putih disimbolkan kerukunan dalam masyarakat dilingkungan kerajaan. Selain itu nasi ketan menjadi bahan pembuatan puncak rasul, disimbolkan sebagai perekat seluruh filosofi kehidupan tersebut , agar warga rukun dalam bermasyarakat dan berkeluarga, juga taaat dalam beribadah seperti halnya Nabi Muhammad SAW .

3. Pindang Mannung

   Pindang adalah makanan khas suku benua dan ikan yang sering dipindang adalah ikan menangis dalam bahasa beraunya disebut mannung. Pindang juga tidak menggunakan bunbu dan hanya sederhana yaitu garam, asam dan terasi dicampur dengan ikan yang sudah dibersihkan dibiarkan mendidih dengan api kecil sampai airnya kering dan rasanya lezat.

4. Udang Singgang

    Udang singgang adalah masakan khas yang menjadi lauk kegemaran dizaman dulu. Memasaknya cukup sederhana yaitu udang sungai direbus diberi garam dan tidak menggunakan bumbu lain karena udang sungai yang ada diperairan berau sudah gurih dan lezat sehingga hanya direbus denga sedikit air saja sudah lezat untuk dijadikan lauk




5. Udang Jarrang Asam

   Selain di singgang masyarakat banua juga gemar menbuat sayur asam undag yang disebut udang jarrang assam. Cara menbuatnya udang direbus dan diiris bawang merah, serai, asam kandis/asam jawa dan sedikit garam.

6. Tumpi Udang

    Tumpi udang biasanya dijadikan hidangan acara arwahan  atau persiapan perkawinan karena banyak tamu dan keluarga  yang diberimakan maka tumpi selau dijadikan salah satu lauk. Tumpi terdiri atas kepal undang ditumbuk dengan parutan kelapa diberi bumbu bawang merah, bawang putih dan kunyit. Setelh ditumbuk dibentuk bulat dan gepeng baru digoreng.

7. Telinga Sagayi

    Kue yang satu ini terkenal dengan bentuk uniknya dan rasa manis yang berasal dari gula merah. Hanya berbahan beras, gula merah, dan minyak goreng, kue yang sudah ada sejak zaman kesultanan ini menjadi kue khas yang hanya ada di saat tertentu. kue ini mirip dengan kue cincin yang banyak dijual dipasar tetapi bentuknya seperti angka delapan.


8. Rangai

    Rangai berbahan dasar beras ketan disangrai baru dihaluskan dengan cara digiling, dita,bah gula dan kelapa parut. Setelah diaduk dicetak dengan cetakan khusus dibakar diopen dengan api sedang.

9. Kue Satu

    Satu berbahan dasar beras ketan yang disangrai dihaluskan lebih halus dari bahan rangai dicampur gula tetapi tidak menggunakan kelapa dicetak sama dengan rangai dan dibakar sampai matang

10. Kajajanga

    Kajajanga juga merupakan kue tradisional suku banua yang terbuat dari tepung dibentuk dan digoreng,setelah matang didingankan baru dimasukan kedalam gula putih yang dicairkan dengan air (dalm bahasa berau disebut dilua)sampai kental.